Semasa kecil, ibulah yang lebih sering menggendongmu. Tapi apakah kau tahu bahwa ketika ayah pulang bekerja dengan wajah yang letih, ayahlah yang selalu menanyakan apa yang kamu lakukan seharian, walau beliau tak bertanya langsung kepadamu karena saking letihnya mencari nafkah dan melihatmu terlelap dalam tidur nyenyakmu.
Mungkin ibu lebih kerap menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi apakah kamu tahu, bahwa sebenarnya ayahlah yang mengingatkan ibu untuk meneleponmu?
Saat kamu sakit demam, ayah membentak “Sudah diberitahu, Jangan minum es, coklat!” Lantas kamu merengut menjauhi ayah dan menangis di depan ibu. Tapi apakah kamu tahu bahwa ayahlah yang risau dengan keadaanmu, sampai beliau hanya bisa menggigit bibir menahan kesakitanmu. bahkan ia rela mendekapmu disaat demammu tinggi dengan tubuhnya mengapitmu, dalam pelukan dia berbisik pada Tuhan, “ya Allah, pindahkan saja panas demam anakku pada ku, aku lebih mengerti cara menyembuhkan diriku.
Ketika kamu remaja, kamu meminta izin untuk keluar malam. Ayah dengan tegas berkata “Tidak boleh! ”Sadarkah kamu, bahwa ayahmu hanya ingin menjaga kamu, beliau lebih tahu dunia luar, dibandingkan kamu bahkan ibu? Karena bagi ayah, kamu adalah sesuatu yang sangat berharga. Saat kamu sudah dipercayai olehnya, ayah pun melonggarkan peraturannya.
Maka kadang kamu melanggar kepercayaannya. Ayahlah yang setia menunggumu di ruang tamu dengan rasa sangat risau, bahkan sampai menyuruh ibu untuk mengontak beberapa temanmu untuk menanyakan keadaanmu, ”dimana, dan sedang apa kamu diluar sana.” Walau ayah memang terlihat jaga jarak padamu, dia sangat dekat tanpa kau ketahui.
Disaat kamu merengek memerlukan ini – itu, untuk keperluan sekolahmu, ayah hanya mengerutkan dahi, tanpa menolak, beliau memenuhinya, dan cuma berpikir, kemana aku harus mencari uang tambahan, padahal gajiku pas-pasan dan sudah tidak ada lagi tempat untuk meminjam. Dan seringkali secara diam diam ia melongok dari luar kelasmu, memerhatikanmu dari jauh, melihat buah hatinya menuntut ilmu. Senyumnya bersama doa doa yang indah, dia bangga.
Saat kamu berjaya. Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan bertepuk tangan untukmu. Ayahlah yang mengabari sanak saudara, ”anakku sekarang sukses.” Walau kadang kamu cuma bisa membelikan baju itu pun cuma setahun sekali. Ayah akan tersenyum dengan bangga. Dia sangat puas bila kau mampu menjadi orang yang berguna untuk banyak orang.
Dalam sujudnya ayah juga tidak kalah dengan doanya ibu, cuma bedanya ayah simpan doa itu dalam hatinya. Sampai ketika nanti kamu menemukan jodohmu, ayah akan sangat berhati – hati mengizinkannya. Melihat dengan hatinya, mencari tau segala hal tentang calonmu, dia tak akan melepaskanmu dengan semudah itu. Dia sangat takut dengan siapapun yang akan masuk kedalam kehidupanmu, masadepanmu namun dia berani melepaskanmu, karena dia tau… Tuhan berjanji yang terbaik untuk do’anya.
Dan akhirnya, saat ayah melihatmu duduk di atas pelaminan bersama pasanganmu, ayah pun tersenyum bahagia. Lantas pernahkah kamu memergoki, bahwa ayah sempat pergi ke belakang dan menangis? Ayah menangis karena ayah sangat bahagia. Dan beliau pun berdoa, “Ya Tuhan, tugasku telah selesai dengan baik. Bahagiakanlah putra putri kecilku yang manis bersama pasangannya. Berilah dia kehidupan yang indah, walau aku tak dapat mendampinginya nanti…
hiks, dari hati yang dalam
Ayah selalu menitipkanmu pada semua sahabat dan teman temannya, untuk kelak mengingatkanmu, semua norma norma dan hal hal baik yang selalu iya sampaikan, kelak ia tak lagi mendampingimu dikehidupan.
Dia hanya butuh kebanggaan dan harga diri sebagai lelaki untuk anaknya yang bermartabat dimata Tuhan dan manusia.
Ayah selalu memanggilmu harimau harimau kecil , karena ia merasa hutan adalah pengabdianmu suatu hari nanti, menjadi terhormat dan disegani, bukan ditakuti!
Dari ibu
Anakku…
Memang ayah tak mengandungmu, tapi darahnya mengalir didarahmu.
Darinya kau diwarisi kedermawanan & kerendahan hati.
Memang ayah tak melahirkanmu, tapi suaranyalah yg pertama mengantarkanmu pada dunia ketika kau lahir.
Memang ayah tak menyusuimu, tapi dari keringatnyalah setiap suapan yg menjadi air susumu.
Nak…
Ayah memang tak menjagaimu setiap saat, tapi tahukah kau dalam doa nya tak pernah terlupa namamu disebutnya.
Tangisan ayah mungkin tak pernah kau dengar karena dia ingin terlihat kuat agar kau tak ragu utk berlindung di lengannya & dadanya ketika merasa tak aman.
Pelukan ayahmu mungkin tak sehangat & seerat pelukan ibu karena kecintaannya dia takut tak sanggup melepaskanmu.
Dia ingin kau mandiri agar ketika kami tiada kau sanggup menghadapi semua sendiri.
Jauh didalam hatinya dia hanya ingin mampu membanggakanmu di mata Tuhan,
Bunda hanya ingin kau tahu nak… bahwa Cinta ayah kepadamu sama besarnya dengan cinta bunda.
Anakku…
Jadi di dirinya juga tedapat surga bagimu. Maka hormati & sayangi ayahmu. Karena ibu adalah tulang rusuknya.,